8 Fakta Unik Pernikahan Ali & Usnul

Rabu, Oktober 22, 2014
Salam. Tanpa terasa ternyata sudah hampir 2 bulan saya tidak posting blog pribadi saya ini. Selain sibuk dengan blog komersil lainnya, karena memang 2 bulan lalu saya telah melepas masa lajang. Yap, melangsungkan salah satu sunnah rosul untuk membentuk sebuah keluarga. Menikah dengan salah satu keturunan Hawa yang sudah menemani saya 5 Tahun lebih 11 hari dengan status sebagai seorang kekasih.

Tepat 5 tahun lebih 11 hari saya memutuskan kekasih saya dengan mematahkannya dengan sebuah ikrar 'Qobiltu'. Rencananya sih mau 5 tahun tepat, tapi keluarga saya memang masih memegang adat Jawa yang masih memakai hitungan sehingga ketemulah tanggal 24 Syawal 1435 H bertepatan dengan 21 Agustus 2014 yang jika dihitung berarti 5 Tahun lebih 11 hari.

Kalau Pernikahan Raffi Ahmad dan Nagita saja banyak media yang meliput, nah saya yang punya blog ya saya liput sendiri. Makanya biar kayak artis saya coba merangkum sendiri beberapa fakta unik seputar acara pernikahan saya. Inilah 8 Fakta unik dalam Pernikahan Saya Ali dan Usnul.


Fakta Unik Pernikahan


8 Fakta Unik Pernikahan Ali & Usnul


FAKTA #1 : Dua Jumlah Mas Kawin

Seperti yang saya bilang sebelumnya bahwa kita menikah setelah 5 tahun pacaran sehingga saya membuat 2 jumlah mas kawin (Selain seperangkat alat Sholat) dengan disesuaikan tanggal pacaran dan tanggal pernikahan, yaitu :

Rp. 10.082.009,-
yang menyatakan tanggal jadian yaitu 10 Agustus 2009

Rp. 2.182.014,-
yang menyatakan tanggal pernikahan yaitu 21 Agustus 2014

Fakta Unik Pernikahan



FAKTA #2 : Tumplek Ponjen

Karena saya anak pertama dan Istri saya anak terakhir, maka dalam adat jawa ada prosesi yang dikenal dengan sebutan Tumplek Ponjen karena Anak Pertama Ketemu Anak Terakhir. Tumplek Ponjen ini bermakna membuka modal rejeki bagi pasangan karena anak terakhir yang biasanya manja dan masih bergantung pada keluarga akan mengarungi kehidupan baru yang pasangannya anak pertama dan biasanya anak pertama yang keluar dahulu dari sebuah keluarga seolah tidak punya bekal. Sehingga tumplek ponjen ini bermakna memberikan modal awal untuk mengawali keluarga.

Prosesi tumplek ponjen diawali dengan adat menarik seekor ayam yang sudah matang. Sepasang mempelai saling tarik menarik ayam tersebut lalu siapa yang mendapatkan paling besar katanya rejekinya akan lebih besar, itu adat jawa.

upacara adat Pernikahan jawa
Saya dapet bagian lebih gede :D


Prosesi Tumplek Ponjen selanjutnya dengan membuka pintu. Jadi waktu kita di panggung seolah-olah kita mempersilahkan semua yang hadir untuk naik, nah kita menyediakan sebuah kantong dan mempersilahkan siapapun untuk memberikan modal awal pada kita berdua agar bisa kita gunakan untuk memulai menghimpun keluarga.

tumplek ponjen
Tuh, pada ngantri mau ngasih sumbangan modal


FAKTA #3 : Tanpa Ayah

Nah, kalau ini yang dimaksud sebenarnya bukan ini, tapi bingung judulnya apa. Jadi gini, karena ayah saya sudah meninggal 4 tahun lalu (Lihat di Puisi Untuk Ayah) gara-gara hal ini ibu saya tidak mau naik ke panggung karena tidak ada pendamping Ayah. Akhirnya saya dan istri saya yang turun untuk prosesi sungkem. Banyak yang ikut menangis karena terbawa suasana.

prosesi sungkem jawa
Kiri Mertua - Kanan Ibu saya


FAKTA #4 : Batik Tiga Negeri

Di tempat saya tinggal, orang menikah biasanya saat akad nikah itu memakai sarung. Ibu saya adalah seorang pembatik tulis konvensional. Untuk pernikahan saya, ibu telah membuat sepasang kain dengan motif Batik Tiga Negeri yang dibatik dengan tangannya sendiri. Proses membatik 2 kain ini memakan waktu sekitar 3 bulanan dan diproses oleh ibu saya sendiri mulai dari membuat pola, membatik dengan canting dan lilin malam, sampai proses warna semuanya ibu lakukan sendiri. Ibu membuatkannya sebagai hadiah khusus buat saya. Thanks Mom :'(

Dan konon kalau orang jawa percaya kalau kain yang saya dan istri saya pakai untuk Akad Nikah itu bisa untuk obat  anak saya nantinya kalau sakit. Kain itu dicelupkan pada air dan airnya untuk mandi sang anak yang sakit.

Batik tulis tiga negeri
Batik Tiga Negeri


FAKTA #5 : Tanpa Foto Akad Nikah

Karena pernikahan kita dilakukan dengan landasan agama islam, saat proses Akad Nikah kita tidak mau tercampur dengan hal yang sebagian ulama menganggap Haram. Sebagian ulama menganggap hukum foto atau gambar bernyawa hukumnya haram, sehingga dari Kyai yang menikahkan kami tidak ingin adanya proses penciptaan foto dalam prosesi suci ini. Akad Nikah itu adalah Ikrar Suci dan saya tidak ingin terusak dengan hal yang Bathil. Berikut beberapa potongan hadist mengenai hal ini:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu,  ia berkata: Saya mendengar Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذَهَبَ يَخْلُقُ كَخَلْقِي فَلْيَخْلُقُوا بَعُوضَةً أَوْ لِيَخْلُقُوا ذَرَّةً

“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Siapakah yang lebih zholim daripada orang yang berkehendak mencipta seperti ciptaan-Ku. Coba mereka menciptakan lalat atau semut kecil (jika mereka memang mampu)!” (HR. Bukhari no. 5953 dan Muslim no. 2111, juga Ahmad 2: 259, dan ini adalah lafazhnya)

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda,

إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ

Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah tukang penggambar.” (HR. Bukhari no. 5950 dan Muslim no. 2109)


Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الَّذِينَ يَصْنَعُونَ هَذِهِ الصُّوَرَ يُعَذَّبُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُقَالُ لَهُمْ أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ

Sesungguhnya mereka yang membuat gambar-gambar akan disiksa pada hari kiamat. Akan dikatakan kepada mereka, “Hidupkanlah apa yang kalian ciptakan."” (HR. Bukhari no. 5961 dan Muslim no. 5535)


Sampai-sampai buket bunga ucapan selamat dari perusahaan karena ada gambar burungnya saja sampai dipotong kepalanya.



FAKTA #6 : Tanpa Undangan Wanita

Karena saya juga ingin tetap dalam koridor islam dalam acara suci ini, saat acara ramah tamah dengan teman-teman dan sahabat saya dilakukan sebelum acara akad nikah. Jadi, undangan saya untuk rekan-rekan adalah malam sebelum akad nikah dan yang saya undang hanya teman laki-laki saja sehingga dalam acara tersebut hampir semuanya kaum adam, baik tamu yang hadir maupun pelayannya.



FAKTA #7 : Bukan Orkes Tapi Pengajian dan Rebana

Jika pada umumnya di daerah saya, saat acara resepsi diberikan hiburan orkes dangdut dengan biduan bohai dan seksi, seperti yang saya bilang dari awal saya mau tetap dalam koridor islam sehingga saya memberikan hiburan Rebana dan Pengajian dari Kyai.

Rebana yang saya undang juga rebana murni klasik yang hanya menggunakan rebana, bukan yang sudah tercampur dengan keyboard atau organ tunggal. Meski dengan alat klasik namun mereka bisa membawakan sholawat-sholawat modern.

Sedangkan kyai berceramah mengenai bab Membina Rumah Tangga yang sakinah. Cocok kan? :D




FAKTA #8 : 10 Domas

Domas atau gading adalah orang yang biasanya mengiringi atau mendampingi kedua mempelai dalam prosesi paes hingga selesai resepsi. Kalau Gading biasanya terdiri dari orang dewasa sedangkan anak-anak biasanya dikenal dengan nama Domas.

Nah, konon Domas ini bisa memancing keberkahan adanya karunia anak, sehingga ada yang percaya jumlah domas adalah gambaran jumlah anak di kemudian hari, ini kepercayaan jawa.

Busyet, masak anak saya sepuluh? :-o

adat jawa


Demikian 8 Fakta tentang pernikahan saya Ali dan Usnul. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi yang akan menikah. Salam.


4 komentar:

  1. lucu :) semoga sakinal wamadah warahmah yah

    BalasHapus
  2. Sayang sekali saya dan keluarga kecil di Bandung tidak bisa hadir pada hari bahagia kalian. Di sini kami hanya bisa berdoa, semoga Allah selalu memberkahi hidup dan rumah tangga kalian. Insya Allah, suatu hari nanti kita bisa bertemu.
    :)

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.