Selamat Hari Ke-MERDEKA-an Indonesia
Ketika gerigi senso melenyapkan belantara hijau dan satwa menghilang diam tertimpa gelondongan hanyut, para pemimpin negeri ini alah berujar:
“Hutan alam Indonesia masih melimpah ruah buat semua.”
Ketika ribuan kendaraan dan pabrik-pabrik menggeliat cepat sembari memayungi kota dan desa dengan jelaga hitam, para pemimpin negeri ini berpidato fasih:
”Kemajuan Indonesia harus ditata rapi”
Ketika sejuknya ruangan AC di gedung yang menunjuki langit-langit dengan rasa nikmat tanpa pengap, lamat-lamat ’ku dengar para pemimpin negeri ini berucap:
”Nikmatnya Indonesia Merdeka.”
Ketika kuamati orang-orang muda bergairah menekuni buku-buku kuliah, sembari bergoyang ria diiringi musik hingar, aku juga percaya saja para pemimpin berkeyakinan:
”Itulah calon pemilik masa depan Indonesia!”
Lalu, ketika kusaksikan petani dan burung bergaduh berebut benih, ketika kusaksikan nelayan dan ikan terengah di jaring dan umpan, ketika kusaksikan pengasong dan buruh berlomba-lomba batuk, ketika kusaksikan sesunguk para ibu dan isak bocah-bocah karena rumahnya dipaksa berganti gedung megah, tapi bukan untuknya, ketika kusaksikan bocah-bocah menadah dan para ibu mandah karena rumahnya ditraktor rata dengan tanah dan sampah. Ketika kusaksikan segelintir demonstran mengungkapkan rasa amarah dan gelisah, aku bingung dan termangu, tak kusaksikan para pemimpin berkhotbah,
“Itulah realitas Indonesia yang sesungguhnya“
Kudengar rintih tangis, kulihat air mata menitik, ada derita rakyat di mana-mana di pelosok negeri ini, akupun tetap tak yakin untuk tetap meratapi Indonesia ini. Karena para pemimpin tak bilang itu tangisan Indonesia, mereka cuma berujar ringan
”Pembangunan membutuhkan pengorbanan.”
Aku bingung dan termangu, bukan bersedih, karena meski masa depan memang milik orang-orang muda, mereka kini terjajah oleh slogan-slogan dan angan-angan.
Selamat hari Kemerdekaan Indonesia !
Tidak ada komentar: