Selamat Hari Pahlawan di Era Generasi Milenial

Minggu, November 10, 2019
Pahlawan. Kata ini mungkin semiontiknya membuat kita berpikir tentang sebuah keberanian, pengorbanan, keteguhan, bercampur dengan kehebatan, kekonyolan, mungkin juga kebodohan, tergantung dalam persepktif mana kita memandang. Barangkali tidak banyak di antara kita punya ingatan tajam atau berempati pada generasi angkatan 45 untuk merayakan hari ini sebagai harinya pahlawan.

"Hari gini, agak gimana gitu kalau berbicara tentang pahlawan dengan segala pemaknaannya, apalagi dalam konteks Indonesia. Bisa berteman dengan stress sugguhan." kata kids jaman now yang lebih suka membahas meme tentang mantan ketimbang bicara yang katanya berat.

Menjadi pahlawan mungkin menjadi challenge yang terakhir di tengah tawaran-tawaran yang lebih menggiurkan. Untuk apa jadi pahlawan? Mungkin pertanyaan ini pun tidak pernah terlintas dalam pikiran. Atau mungkin tak ada seorang pun ingin dengan sadar (berdasarkan discernment yang tegas) mau menjadi pahlawan. Bahkan pahlawan sejati barangkali tak pernah berpikir kelak dikenal sebagai seorang pahlawan.

Selamat Hari Pahlawan 



Kalau kita sepakat bahwa kata pahlawan boleh diasosiasikan dengan keberanian dan pengorbanan serta keteguhan, maka agaknya pahlawan setidaknya pernah menjadi salah satu isi keinginan kita kalau berbicara tentang the law of attraction. Tinggal meminta dan mem-visualisasikan. Apalagi kalau kita yakin Lucifer effect ternyata makin terbukti di tanah air kita. Di negeri ini bukan hanya penjahat yang berkelainan jiwa, pejabatpun sudah sampai tahap kerusakan jiwa. Mungkin benar, telah banyak petinggi kita mengalami Mulitiple Personal Disorder.

Lalu bagaimana cara kita bisa menjadi pahlawan? Yang jelas tidak perlu SKCK dari kepolisian. Juga bukan mereka yang suka melihat darah-darah, apalagi bersemangat bunuh diri. Mulai saja dari yang kecil dengan berani, teguh dan siap berkorban demi misalnya: equality cowok cewek, bersikap sopan santun pada yang lebih tua, dan keberanian menentang perhitungan apapun yang didasarkan bad atau luck yang dipercaya sebagian orang. Berani menentang reduksionisme gender berdasarkan warna pink atau biru. Dan yang penting, dengan motivasi yang teguh berani 'make a move' serta selalu berani mempertanyakan 'ada apa dengan ini' ketika sikap kepahlawan tak pernah terbersit dalam hidup kita.

Selamat Hari Pahlawan

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.