WHATEVERITIS ; Sebuah Idealisme

Minggu, Februari 23, 2014
Aku tidak ingin jadi kau, calon sastrawan. Mungkin aku ini konservatif. Mungkin aku ingin setia dengan satu jalan. Dan tertawalah, tapi aku tidak akan. Mungkin kau akan tetap hidup tanpa selalu bergeriliya, tapi aku ingin sebaliknya. Aku tak bisa bilang mana cara hidup terbaik, dan siapa sang korban. Setidaknya aku tidak suka bermanuver. Ini bukan ironi. Tapi aku perlu menulis untuk mengetahui siapa dirimu, dan siapa aku.

Dan rupanya aku memang tak mampu jadi kau, calon sastrawan. Aku tak mampu menjual karyaku seperti caramu, berpetualang seribu jalan, seluruh topeng kertas kaukenakan. Hidupmu seolah segulung peta kesunyian yang kaubeberkan di etalase dan tergenang sorotan lampu-lampu mall yang mencolok pandang. Sangat efektif. Dan itu, bukan aku.

Sebuah Idealisme


"Maaf" bukan kata yang tepat. Mungkin kecewa pun tidak. Selama masih ada pagi, maka itu aku. Itu untukku, whateveritis.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.