Hujan adalah Rinduku untuk Nyai

Jumat, Januari 10, 2014
Salam Sakit dan Tetap Sakit. Beginilah jadinya jika kerinduan menghampiri. Namanya juga LDR (Long Distance Relationship). Kata-kata kerinduan untuk kekasih. Spesial just for myhoney :)


 Hujan adalah rinduku untuk Nyai


Hujan mulai runtuh perlahan. Suara khas terdengar kala butir-butirnya beradu dengan atap rumah dan memukul dedaunan. Bintik embun melekat pada kaca jendela kamar. Aku menutupnya, mencegah tiap tetesnya masuk dalam kamar. Juga menghalangi perasaanku keluar untuk terbang atau jatuh di kubangan. Aku memang mencintai perasaan seperti ini. Ada banyak hal misterius ketika hujan turun. Bau hujan, tanah basah,dan rintiknya pada atap-atap rumah membawa perasaan kerinduan akan kekasih.

Aku menyalakan komputer. Terpampang wajah mungil yang menjadi background desktop. Aku mengamati gambarnya, kutemukan kedamaian yang tidak bisa berubah. Sebuah kedamaian yang tidak bisa meminta lebih banyak lagi.

Benda mungil kesayanganku berbunyi, aku tidak bisa acuh, aku mengambilnya. Mengetikkan kata-kata untuknya, wanita yang ada 600km dari sini,

Hey dear, where are you? I miss you a lot.”

Message has been send successfully.

Inikah perasaan itu, perasaan memberi, hal-hal sesederhana SMS bisa jadi hadiah berharga baginya, paling tidak itu harapanku. Ya, dialah wanitaku. Yang bisa membalas pelukanku dengan tulus, dengan keinginan agar tidak lepas. Di dalam tidurku tadi malam, aku berkeliling dan jatuh di sisinya, di tempat yang menenggelamkan lara dan debu-debu dari derita. Pencarianku sudah sampai di sini, aku terlalu naif untuk meminta lagi, aku sudah lengkap dengannya. Bersamanya aku menjadi seutuhnya diriku.

Nyai, satu kata yang menggerakkan senyuman ketika aku melafalkannya. Benar-benar abstrak. Kata orang aku jarang tersenyum, dengannya aku tidak bisa muna, aku tidak bisa meminta piramida. Karena apa lagi yang dibutuhkan bagi kita yang sudah mendapatkan cinta, bagiku dia,nyai.

kata-kata kerinduan untuk kekasih


Aku merindukannya, sekarang, juga kemarin. Saat aku terpisah. Bahkan saat aku bersamanya aku merindukannya.

***

Hari ini hujan kembali membasahi bumi ketika pesanan cappucino favoritku datang. Secangkir cappucino tak terlalu manis, karena aku memang memesan seperti demikian.Ah, begitu hangat kuseruput cappucino favoritku. Sayang, kekasihku tidak bisa menikmati kehangatan minuman kesukaanku sore ini. Memang 600 km bukan jarak yang luar biasa, tetapi tetap saja aku merindukan keberadaannya. Berita akan kepulanganku adalah berita yang setiap detiknya ia nanti.

Telepon genggamku bergetar. Akhirnya, berpikiran kalo sms itu pasti dari seseorang yang aku tunggu-tunggu. Iya, aku selalu selalu mengeset hapeku silent. Karena aku ingin kabar darinya selalu menjadi kabar yang sampai tanpa suara, cintanya tak perlu berkata-kata. Bunyi-bunyian pun tak aku izinkan untuk menjadi pembuka pesan-pesan darinya. Aku ingin pesan darinya, utuh dan sempurna.

Aku tersenyum. Dan membayangkan dirinya tersenyum padaku juga. Aku merindukannya lebih dari sebelumnya.

***

Hujan sore ini mulai mereda, dan gerimis datang mengetuk pintu langit. Kata orang, pelangi muncul setelah air hujan selesai turun. Dan kata orang pelangi itu indah. Pelangi memang indah, pikirku. Tetapi aku tak akan berkata pelangi itu indah, apabila aku melihatnya tersenyum. Senyumannya jauh lebih berarti untukku.

Aku menuangkan sedikit cappucino ke dalam gelas kecil yang kosong. Di setiap bayangan yang terefleksikan pada permukaan air, aku dapat melihat bayangannya, tersenyum padaku, menatapku.

Ketika orang berkata cinta, mereka berbicara tentang kasih sayang, peluk, cium, dan kebersamaan. Saat ini aku tidak dapat bersamanya, tapi aku berani berkata cinta. Walau aku tidak dapat melihat wajahnya, aku tidak dapat membalas senyumannya, hanya bisa membalas smsnya.Karena cinta untukku, adalah ketika setiap bayangan asap rokokku adalah dia, ketika setiap tetes air hujan membawa pesan rindu darinya, ketika langit melukiskan wajahnya untukku, dan ketika kemanapun aku pergi dia selalu ada di dalam hatiku.

Bersamanya, aku dapat mendefinisikan cinta, sebagai suatu keutuhan.

Nyaiku kekasihku, jagalah dirimu baik-baik, sayang.



1 komentar:

  1. ah, bagaimana aku harus katakan rindu karena kita selalu bersama, berdekatan dan tak terpisahkan. bukankah sejatinya kekasih itu ada dalam hati. jarak? tidak, karena cinta mampu menggulung bumi menyatukan kita, selangit dan setanah. hehehe.

    "Makin Maknyus cerpennya, Mas."

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.